Roti dan mentega saya sebagai videografer (khususnya videografer Chicago) merekam wawancara dan referensial. Saya sudah memfilmkan beberapa ratus wawancara seperti itu, saya sudah bekerja dengan videografer yang lain mempersiapkan wawancara dan saya sudah menyaksikan semakin banyak wawancara video di semua situs. Sejauh ini saya sudah pelajari beberapa kunci penting untuk membikin wawancara yang bagus dan menarik.
Point pertama, singkat. Saat saya atur wawancara video, saya umumnya bicara dengan subyek saya sepanjang 30 -40 menit. Tetapi, video wawancara yang efisien dengan 1 subyek ialah 1,5 menit sampai 2,5 menit. Saat saya mendapatkan respon dari subyek saya yang panjang, berbelit-belit, dan rasanya ia bertanya dengan sebuah gagasan, saya biarkan mereka menyelesaikannya, lengkapi mereka mengenai berapa baik respon mereka dan minta mereka untuk merangkumnya di dalam 2-3 kalimat. Kadang diperlukan seringkali ambil. Maka dari itu, beri waktu 40 menit untuk wawancara.
Ke-2 , buat wawancara jadi pembicaraan. Tidak ada yang lebih menjemukan dan datar dibanding membaca pertanyaan untuk subyek. Sebagai manusia, kita ialah makhluk sosial. Ya, subyek pahami jika pada akhirannya ia sedang bicara dengan pemirsa imajiner dan ia cuma sedang difilmkan. Tetapi, saya sudah menyaksikan beberapa orang pemalu terbuka ke saya saat saya mengikutsertakan mereka dengan pembicaraan. Mereka lupa camera menunjuk ke mereka dan mereka memberikan saya content yang kaya dan individu. Terkadang, sebagai videografer, Anda tidak bisa turut serta dalam pembicaraan atau Anda berasa tidak nyaman melakukan, serta lebih sukai cuma memerhatikan peralatannya. Bila ini permasalahannya, sebaiknya bawa orang yang lain bisa dibawa berbicara (dan turut serta) oleh subyek.
Selalu pakai minimal dua camera. Banyak memiliki pojok membuat pengoreksian jadi lebih gampang. Anda bisa secara mudah menggunting interviu dan melonjak dari 1 camera ke camera lain sepanjang peralihan. Menggunting interviu yang difilmkan dengan 1 camera membuat potongan lompatan yang mengusik. Disamping itu, mempunyai beberapa pojok camera membuat video lebih aktif. Kadang, saya bahkan juga menambah sedikit pergerakan penggeser untuk menambah nuansa yang lebih aktif pada sasaran statis.
Kualitas suaranya besar sekali. Dalam produksi video saya, saya memakai mikrofon lavalier kelas tinggi. Mikrofon lavalier dekat sama subyek dan Anda memperoleh semakin banyak signal suara dan semakin sedikit keributan lingkungan. Sebenarnya, mayoritas penonton yang melihat tipe video ini tidak segera dapat membandingkan di antara video yang diambil dengan camera $30k dan suatu hal yang diambil dengan handphone. Tetapi, suara tempat tidur selekasnya kelihatan. Suara tempat tidur meneriakkan video “pemula”. Bila Anda tidak mempunyai mikrofon lavalier yang baik, Anda bisa memakai mikrofon shotgun. Baiknya, Anda ingin membuat mikrofon sedekat kemungkinan dengan subyek. Anda bisa memasangkan mikrofon semacam itu pada dudukan dan jalankan kabel ke camera. Pencampuran suara penting juga. Untuk memperoleh kualitas suara professional, Anda selalu ingin menambah sedikit kompresi pada suara, hingga sisi yang keras diredam dan sisi yang tenang dinaikkan. Saya kerap memakai sedikit EQ untuk hilangkan spektrum suara yang rendah. Saat digabung dengan beberapa musik, suara yang dikompresi dan EQ enteng semakin lebih gampang menggunting kombinasi.
Paling akhir, untuk membikin interviu video menarik, Anda perlu mempunyai suatu hal yang visual untuk dipotong. Sering ini disebutkan B-roll. Shooting B-roll ialah episode visual yang memberikan dukungan narasi yang dikisahkan subyek. Tetapi, kadang saya memakai photo dari subyek dan membuat kolase yang bercerita cerita secara visual. Saat saya membuat kolase tipe ini, saya sebetulnya lebih sukai photo yang tidak diambil dengan professional, karena mereka lebih sebagai wakil realita orang yang wawancara.
Secara singkat, interviu video perlu dipotong jadi sekitaran 2 menit, mereka harus pembicaraan, direkam dengan suara yang baik dan beberapa camera. Saat dilaksanakan secara baik, mereka adalah alat marketing yang semakin kuat untuk usaha, produk, atau service apa saja.
Roti dan mentega saya sebagai videografer (khususnya videografer Chicago) merekam interviu dan referensial. Saya sudah memfilmkan beberapa ratus interviu seperti itu, saya sudah bekerja dengan videografer yang lain mempersiapkan interviu dan saya sudah menyaksikan semakin banyak interviu video di semua situs. Sejauh ini saya sudah pelajari beberapa kunci penting untuk membikin interviu yang bagus dan menarik.
Point pertama, singkat. Saat saya atur interviu video, saya umumnya bicara dengan subyek saya sepanjang 30 -40 menit. Tetapi, video interviu yang efisien dengan 1 subyek ialah 1,5 menit sampai 2,5 menit. Saat saya mendapatkan respon dari subyek saya yang panjang, berbelit-belit, dan rasanya ia bertanya dengan sebuah gagasan, saya biarkan mereka menyelesaikannya, lengkapi mereka mengenai berapa baik respon mereka dan minta mereka untuk merangkumnya di dalam 2-3 kalimat. Kadang diperlukan seringkali ambil. Maka dari itu, beri waktu 40 menit untuk interviu.
Ke-2 , buat interviu jadi pembicaraan. Tidak ada yang lebih menjemukan dan datar dibanding membaca pertanyaan untuk subyek. Sebagai manusia, kita ialah makhluk sosial. Ya, subyek pahami jika pada akhirannya ia sedang bicara dengan pemirsa imajiner dan ia cuma sedang difilmkan. Tetapi, saya sudah menyaksikan beberapa orang pemalu terbuka ke saya saat saya mengikutsertakan mereka dengan pembicaraan. Mereka lupa camera menunjuk ke mereka dan mereka memberikan saya content yang kaya dan individu. Terkadang, sebagai videografer, Anda tidak bisa turut serta dalam pembicaraan atau Anda berasa tidak nyaman melakukan, serta lebih sukai cuma memerhatikan peralatannya. Bila ini permasalahannya, sebaiknya bawa orang yang lain bisa dibawa berbicara (dan turut serta) oleh subyek.
Selalu pakai minimal dua camera. Banyak memiliki pojok membuat pengoreksian jadi lebih gampang. Anda bisa secara mudah menggunting interviu dan melonjak dari 1 camera ke camera lain sepanjang peralihan. Menggunting interviu yang difilmkan dengan 1 camera membuat potongan lompatan yang mengusik. Disamping itu, mempunyai beberapa pojok camera membuat video lebih aktif. Kadang, saya bahkan juga menambah sedikit pergerakan penggeser untuk menambah nuansa yang lebih aktif pada sasaran statis.
Kualitas suaranya besar sekali. Dalam produksi video saya, saya memakai mikrofon lavalier kelas tinggi. Mikrofon lavalier dekat sama subyek dan Anda memperoleh semakin banyak signal suara dan semakin sedikit keributan lingkungan. Sebenarnya, mayoritas penonton yang melihat tipe video ini tidak segera dapat membandingkan di antara video yang diambil dengan camera $30k dan suatu hal yang diambil dengan handphone. Tetapi, suara tempat tidur selekasnya kelihatan. Suara tempat tidur meneriakkan video “pemula”. Bila Anda tidak mempunyai mikrofon lavalier yang baik, Anda bisa memakai mikrofon shotgun. Baiknya, Anda ingin membuat mikrofon sedekat kemungkinan dengan subyek. Anda bisa memasangkan mikrofon semacam itu pada dudukan dan jalankan kabel ke camera. Pencampuran suara penting juga. Untuk memperoleh kualitas suara professional, Anda selalu ingin menambah sedikit kompresi pada suara, hingga sisi yang keras diredam dan sisi yang tenang dinaikkan. Saya kerap memakai sedikit EQ untuk hilangkan spektrum suara yang rendah. Saat digabung dengan beberapa musik, suara yang dikompresi dan EQ enteng semakin lebih gampang menggunting kombinasi.
Paling akhir, untuk membikin interviu video menarik, Anda perlu mempunyai suatu hal yang visual untuk dipotong. Sering ini disebutkan B-roll. Shooting B-roll ialah episode visual yang memberikan dukungan narasi yang dikisahkan subyek. Tetapi, kadang saya memakai photo dari subyek dan membuat kolase yang bercerita cerita secara visual. Saat saya membuat kolase tipe ini, saya sebetulnya lebih sukai photo yang tidak diambil dengan professional, karena mereka lebih sebagai wakil realita orang yang diinterviu.
Secara singkat, interviu video perlu dipotong jadi sekitaran 2 menit, mereka harus pembicaraan, direkam dengan suara yang baik dan beberapa camera. Saat dilaksanakan secara baik, mereka adalah alat marketing yang semakin kuat untuk usaha, produk, atau service apa saja.