Seni Lukis Kuas dengan ujung berlumur cat menari-nari pada tangan Agus, siang itu. Walau gerakannya tidak teratur, hasilnya berwujud panorama yang enak dilihat. Bak ada di sebuah taman, gambar panorama sanggup disihirnya sama sesuai akurat pada dinding yang membubung tinggi.
Berikut yang sudah dilakukan Agus di Lapas Kelas II A Jember. Selain salurkan talenta, ia sanggup me-refresh pikiran tiap narapidana yang lewat. “Talenta ini saya dapat dari orangtua saya. Tetapi dahulu masih setengah-setengah,” katanya.
Agus mengatakan jika talenta itu baru ditelateni dengan autodidak saat ada di lapas. Menurut dia, waktu penantian ini dia bikin sebagai sarana untuk meningkatkan talentanya. “Karena di sini semakin banyak waktu, saya dapat konsentrasi,” paparnya.
Pria berumur 50 tahun itu akui jika lukisan panorama jadi opsi khusus. “Masalahnya, berguna untuk beri kesegaran pikiran beberapa orang yang ada dalam penjara,” katanya. Dengan demikian, dapat tertancap pikiran yang positif.
Selain itu, aktivitas itu dianggap Agus untuk mempertajam diri dan menolong seseorang untuk belajar. “Banyak yang tidak menduga jika saya dapat melukis. Karena itu, banyak yang ingin belajar,” jelasnya.
Sudah pasti, Agus tidak tutup diri. Hal itu jadi fasilitas untuk meningkatkan diri berkaitan dengan memberi pengetahuan seni gambar ke narapidana lain. “Sama ini, ada yang menghargai kreasi saya,” jelasnya.
Keinginannya, banyak narapidana yang ingin belajar. Karena, kesenian ini mempunyai harga jual. Ini dapat mereka gunakan untuk bertahan hidup saat keluar lapas kelak. “Untuk sekarang ini, masih 3 orang yang ingin belajar. Seterusnya, kemungkinan lebih beberapa orang ,” sambungnya. Ingat, belajar melukis ini menjadi fasilitas olah rasa.
Tidak tertutup kemungkinan faksinya akan membuat lukisan yang bisa dipasarkan. “Dengan demikian, dapat memublikasikan kreasi beberapa teman yang dalam untuk diperlihatkan di luar,” ulasnya.
Sementara itu, Kasi Aktivitas Kerja Lapas Kelas II A Jember Prianggoro Agung Wibowo Amd SH MH menjelaskan jika faksinya tengah mempersiapkan sebuah galeri yang nanti akan dipakai untuk jual beberapa produk narapidana. “Beberapa produk itu asal dari pelatihan-pelatihan yang wajib di ikuti beberapa narapidana,” bebernya.