Industri animasi sekarang ini sudah berkembang bukan hanya sebagai satu bentuk seni, tetapi sudah menjadi kebun tugas dan pendapatan yang lebih besar. Keberhasilan beberapa film animasi dalam raih penghasilan paling tinggi di box office menjadi bukti riil akan daya magnetnya yang sanggup mencapai pemirsa dari beragam penjuru dunia. Peristiwa ini sudah menggerakkan pengembangan di beberapa studio film animasi.
Disamping itu, bertambahnya reputasi film animasi ini memicu mereka untuk selalu meningkatkan beberapa proyek baru yang bukan hanya inovatif tetapi memberikan keuntungan dengan keuangan. Dengan begitu, industri animasi sudah menjadi motor pendorong ekonomi yang krusial, memberi kontributor besar dalam membuat lapangan pekerjaan dan hasilkan penghasilan yang signifikan untuk beberapa aktor industri dan ekosistemnya keseluruhannya.
Industri inovatif dan budaya konsumen, terutama dalam bidang film dan animasi, sudah menjadi sisi integral dari perekonomian Indonesia. Kekuatan yang dipunyai oleh industri ini besar sekali, bukan hanya dari sisi ekonomi tapi juga dalam mempromokan keanekaragaman budaya Indonesia di mata dunia. Tetapi, untuk capai pucuk kekuatan itu, dibutuhkan support yang kuat dari beragam faksi, khususnya pemerintahan dan penopang kebutuhan berkaitan.
Indonesia sudah mempunyai perkembangan yang krusial dalam industri perfilman terhitung sampai tahun 2024. Tetapi sayang, ini belum seutuhnya tercermin dalam peningkatan film animasi. Walaupun bidang perfilman sudah memperlihatkan perkembangan yang mengagumkan, film animasi tetap kelihatan ketinggalan dalam perjalanannya ke arah kualitas yang lebih bagus.
Kendala yang ditemui oleh animator Indonesia, seperti ketidakbiasaan dalam mengolah film memiliki durasi panjang dan ketahanan kerja yang kurang dalam beberapa proyek itu, tetap menjadi rintangan yang krusial. Disamping itu, stigma negatif yang menempel pada film animasi lokal, yang kerap dipandang cuma untuk selingan untuk beberapa anak, makin memperumit permasalahan ini. Dengan begitu, film animasi di Indonesia condong cuma menarik pemirsa pada akhir minggu atau hari liburan sekolah, yang berpengaruh pada penghasilan yang kurang konstan.
Fransiska Prihadi, Direktur Program Minikino, mengutamakan pentingnya kesadaran dan pendidikan untuk beberapa inisiator animasi di Indonesia. Fransiska mengajukan usul pengokohan perpustakaan visual audio dan pembangunan infrastruktur yang memberikan dukungan inisiator sebagai cara penting. Saran ini bukan hanya akan memberi faedah langsung untuk inisiator, tapi akan lebih memajukan industri animasi keseluruhannya. Dalam artikel berikut, kita akan mengeksploitasi kekuatan dan rintangan yang ditemui oleh industri film dan animasi Indonesia, dan keutamaan support dalam peningkatan infrastruktur produksi, permodalan project, dan promo film Indonesia baik dalam negeri atau internasional.
Animasi atau gambar bergerak adalah sisi dari industri perfilman yang memerlukan perhatian ekstra dalam pembikinannya. Selainnya tenaga dan waktu, pembikinan animasi juga tergantung pada ketrampilan inisiator. Sebetulnya, inisiator di Indonesia cukup banyak serta telah ada yang bertingkat internasional. Dimulai dari Ronny Gani yang berperan pada penampilan animasi visual Hulk dan watak-karakter yang lain dalam seri Avengers, Rini Sugianto yang berperan dalam project The Adventures of Tintin, Griselda Sastrawinata yang ikut serta menghasilkan Moana dan Frozen 2.
Dari peristiwa itu bisa diambil kesimpulan jika sebetulnya Indonesia sendiri mempunyai pangkalan SDM yang ideal untuk meningkatkan animasi pada bidang perfilmannya. Balik lagi pada bagaimana pemerintahan memberikan dukungan warga dalam menampung pendidikan atau infrastruktur yang bisa digunakan untuk membikin animasi.
Film animasi umumnya memerlukan semakin banyak personel dalam pembikinannya. Sedikit berlainan dengan film biasa, animasi dibikin mengilustrasikan episode dalam kehidupan riil secara kartun atau unreal. Perancangan animasi memerlukan tahap-tahap yang lumayan banyak, di mana animator harus mengganti satu gambar watak menjadi bergerak dan bukan hanya satu pergerakan saja tetapi beberapa ribu atau lebih. Kerap kali, di Indonesia kita temukan film animasi dengan hasilnya kurang lembut atau kaku. Hal itu adalah bukti jika animasi memerlukan tindakan yang mendalam, konsisten dan konsentrasi supaya hasilkan hasil yang membuat pemirsa terasa nyaman.
Sesuai dengan adanya banyak jumlah personel yang diperlukan, tentu saja film animasi memerlukan ongkos yang semakin lebih besar. Dengan keadaan perfilman Indonesia saat ini di mana warga belum rasakan kesadaran akan kekuatan film animasi, umumnya produser atau inisiator Indonesia tidak pedulikan pilihan animasi untuk penghematan ongkos. Meskipun, animasi sendiri bila dilaksanakan pas akan mempunyai potensi datangkan kenaikan ekonomi dalam bidang perfilman menyaksikan pemirsa yang ditarget dapat benar-benar berbagai ragam dan semakin makin tambah meluas. Beberapa hal itu yang pada akhirnya mengakibatkan putaran stabil yang menghalangi perubahan film animasi di Indonesia.
Untuk menangani beberapa tantangan itu dan mengoptimalkan kekuatan industri film animasi Indonesia, dibutuhkan support mendalam dari beragam faksi. Pertama kali, pemerintahan perlu tingkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur produksi. Support untuk pembangunan studio produksi, sarana pengoreksian, dan perlengkapan produksi yang kekinian memungkinkan beberapa pembikin film animasi untuk membuat beberapa karya yang berkualitas tinggi dan berkompetisi di pasar global. Disamping itu, memerlukan pola permodalan project lebih terbuka dan gampang dijangkau untuk beberapa pembikin film animasi. Pemerintahan dapat bekerja sama dengan instansi keuangan dan investor swasta untuk membuat sumber dana yang ideal untuk industri ini.
Promo film animasi Indonesia perlu dipertingkat, baik dalam negeri atau internasional. Dalam negeri, promo lebih agresif bisa tingkatkan ketertarikan warga untuk melihat film animasi lokal dan perkuat industri ini keseluruhannya. Pada tingkat internasional, pemerintahan dapat bekerja sama dengan instansi promo pariwisata dan budaya untuk tingkatkan citra film animasi Indonesia dan memperkenalkannya ke pasar global.
Animasi film di indonesia sebetulnya berpotensi yang lebih besar untuk berkembang dan berkompetisi di pasar global. Tetapi, untuk capai pucuk kekuatan itu, perlu support mendalam dari beragam faksi, khususnya pemerintahan dan penopang kebutuhan berkaitan. Dengan memberi investasi berbentuk infrastruktur produksi, permodalan project, dan promo film animasi di Indonesia, baik dalam negeri atau internasional, kita bisa membuat lingkungan yang aman untuk beberapa pembikin film animasi agar semakin berkembang dan membuat beberapa karya yang membesarkan hati untuk Indonesia.